Pola Hidup Sehat Menurut Para Ahli, Terutama Naturopath dr. Hans Kristian

Dok. Youtube: Sahabat Bicara


Entah kenapa tiba-tiba acara podcast Youtube Sahabat Bicara nongol di beranda saya dan kebetulan yang menjadi narasumber adalah dr. Hans Kristian. Dokter yang masih muda dan berambut gondrong ini adalah seorang naturopath, yaitu pakar kesehatan dengan menggunakan metode alami. Beliau mengambil jurusan ini di Harvard University, Amerika Serikat. Di Indonesia, bidang ilmu naturopati belum terlalu dikenal tapi sudah ada beberapa pakar yang membuka praktik, termasuk diantaranya dr. Hans Kristian. 


Pada acara bincang-bincang yang dipandu oleh Cherryl Hatumesen ini, dr. Hans menuturkan bahwa pola hidup sehat itu berfokus pada 4 hal, yaitu:

1. Diet: pola makan yang tepat

2. Activity: kegiatan sehari-hari termasuk olahraga

3. Rest: istirahat yang cukup, yakni tidur

4. Stress management: pengelolaan stres secara tepat

 

Dari 4 hal diatas yang berpengaruh paling besar terhadap kesehatan adalah diet, yaitu pola makan yang tepat. Kesehatan usus menjadi perhatian utama, karena dalam organ tubuh inilah terjadi pemrosesan makanan.

 

Dr. Hans menuturkan bahwa di Indonesia tak sedikit orang yang suka ikut-ikutan diet tanpa mengetahui betul kegunaannya. Padahal metode diet A misalnya dipraktikkan oleh satu orang, hasilnya bisa berbeda jika dipraktikkan orang lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tiap orang itu berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan.

 

Contohnya tak sedikit orang yang menghindari konsumsi nasi putih karena dianggap mengandung kadar gula tinggi. Padahal mengkonsumsi nasi putih tidak menjadi masalah asalkan porsinya sesuai dan diimbangi dengan makanan-makanan lain yang sehat, seperti sayur misalnya.

 

Lalu zaman sekarang ngetren istilah gluten free, yaitu makanan bebas gluten. Ini adalah protein yang terkandung dalam gandum dan diproses menjadi tepung terigu. Tepung ini  sering dipakai untuk membuat roti, jajan, dan gorengan.  Lalu fungsi tepung terigu digantidengan tepung singkong demi menghindari gluten. Orang-orang jadi merasa aman mengkonsumsi makanan dengan tepung singkong. Padahal tepung jenis ini minim sekali kadar gizinya. Hal ini disebabkan karena singkong mengalami ultra processing sehingga kehilangan serat alami dan bahkan bisa ditambahi zat-zat yang kurang baik bagi kesehatan dalam jangka panjang.

 

Dr. Kristian menyoroti kebiasaan orang Indonesia yang hobi makan gorengan. Dia sendiri sudah enam belas tahun tak mengkonsumsi gorengan karena tahu dalam jangka panjang bisa berisiko terhadap kesehatan pencernaan. Demi meminimalisir hal itu, dr. Kristian menganjurkan memakai virgin coconut oil, olive oil, atau avocado oil untuk menumis atau menggoreng.

 

Penggunaan minyak sayur seperti canola oil, minyak jagung, ataupun minyak kedelai tidak disarankan. Kandungan sayuran di dalam minyak-minyak tersebut sangatlah minim atau bahkan tidak ada, karena telah melalui proses rafinasi yang terdiri dari: purification (pemurnian), deodoraizing (penghilangan bau), dan bleaching (pemutihan). Haizzz...:(:(:(

 

Selanjutnya yang disarankan dr. Hans adalah mengkonsumsi makanan riil, bukan yang olahan seperti sosis, nugget, dan sejenisnya. Pemberian food supplement diperbolehkan asalkan difungsikan sebagai makanan tambahan, bukan menggantikan makanan yang riil tadi. Hati-hati juga terhadap produk-produk food supplement karena tak sedikit yang mengandung zat-zat buatan dari pabrik, bukan sungguhan diekstrak dari bahan alami.

 

Yang kerap mengelabui konsumen adalah istilah aman dikonsumsi dan baik dikonsumsi. Dua istilah itu sebenarnya mengisyaratkan makna yang berbeda. Aman belum berarti baik dan dibutuhkan tubuh, sedangkan baik itu aman dan dibutuhkan tubuh. Wow!

 

Perbincangan antara dr. Hans Kristian dan host podcast Sahabat Bicara ini menarik sekali dan membuka wawasan lebih tentang apa yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi. Highly recommended untuk ditonton. Semoga ulasan ini bermanfaat.


Muka semakin Dirawat kok Tambah Rusak

Mengatasi Stres dengan Stoikisme


 

Komentar