Muka semakin Dirawat kok Tambah Rusak, berikut Pendapat dr. Tompi

 

Dok. Youtube: DOT Podcast dan TS Talks


Dr. Tompi merupakan penyanyi dan sutradara yang juga berprofesi sebagai dokter bedah plastik. Dia mempunyai klinik kecantikan Beyoutiful Aesthetic Clinic di Jakarta. Relasi yang kuat di dunia keartisan dan keaktifannya memberi tips-tips kecantikan di media sosial membuat dokter ini sering diundang sebagai narasumber di berbagai podcast Youtube, antara lain DOT Podcast (Benda Design Hub) dan TS Talks (TS Media).

 

Menurut dr. Tompi pada dasarnya kulit perempuan dan laki-laki itu sama. Bedanya laki-laki sering terlihat lebih kasar karena aktivitas fisiknya lebih berat. Jadi laki-laki bisa memakai skincare buat perempuan, demikian pula sebaliknya. Produk krim mata juga tak ada bedanya dengan moisturizer alias pelembab wajah. Pun sabun cuci tangan alias hand soap tak berbeda dengan sabun mandi. Semua hal ini merupakan gimmick pemasaran demi meraih keuntungan komersial semata. Karena di pasaran krim mata harganya lebih mahal dibanding pelembab wajah. Demikian pula sabun cuci tangan dihargai lebih tinggi dibanding sabun mandi. Aow!

 

Lalu kenapa kerap terjadi muka sering dirawat di klinik kecantikan kok malah makin hancur? Mudah merah, timbul melasma alias bercak-bercak gelap berwarna coklat atau keabu-abuan yang dikenal dengan sebutan flek. Menurut dr. Tompi hal itu kerap terjadi pada kaum hawa yang terlalu berlebihan dalam melakukan perawatan laser, peeling, dan dermaroller di klinik kecantikan, ataupun memakai krim malam di rumah. Keempat jenis perawatan tersebut pada dasarnya menganut sistem yang sama, yaitu exfoliating alias pengelupasan.

 

Sebenarnya kulit wajah mempunyai kemampuan untuk mengelupas dengan sendirinya. Jadi sel-sel yang mati dibuang demi regenerasi sel-sel baru yang lebih baik. Namun hal itu butuh proses. Orang-orang sering tak sabar menanti proses itu dan memilih mendapatkan regenerasi kulit secara instan. Menurut dr. Tompi perawatan laser, peeling, dermaroller, dan krim malam itu boleh dilakukan asalkan bertahap, tidak berlebihan. Cukuplah krim malam dipakai seminggu dua kali. Perawatan laser bisa dilakukan satu atau dua bulan sekali bergantian dengan peeling dan dermaroller, jangan bersamaan. Bila melakukan perawatan-perawatan itu dalam jangka waktu yang terlalu dekat, kulit wajah akan semakin tipis dan menjadi sensitif jika terkena sinar matahari. Bahkan sesungguhnya melasma itu merupakan tameng bagi kulit wajah untuk mencegah risiko buruk sinar matahari, hanya saja penampakannya memang tak sedap dipandang mata.

 

Perawatan kulit wajah yang perlu dilakukan pada dasarnya adalah memakai sabun cuci muka (facial wash) , pelembab (moisturizer), dan tabir surya (sunscreen) yang cocok. Jangan mudah terpengaruh dengan propaganda di media-media sosial. Tak ada satupun skincare di dunia ini yang mampu membuat kulit menjadi putih. Sebenarnya yang terjadi adalah kulit dikelupas sehingga terlihat lebih cerah. Tapi jika dikelupas terus-terusan maka sistem pertahanan kulit akan rusak.

 

Adapun halnya dengan bedah plastik, sejatinya yang bagus adalah jika tidak terlihat seperti habis dioperasi. Orang jadi terlihat lebih cantik atau lebih ganteng dan kontur wajahnya tidak terlihat sama dengan pasien bedah plastik lainnya. Jadi dokter bedah plastik seharusnya  memperbaiki wajah dan tubuh pasien sesuai dengan struktur dasar yang dimiliki orang itu, bukan merubahnya sesuai template yang sedang ngetren di dunia bedah plastik.

 

Misalnya sekarang sedang tren bentuk wajah dengan pipi tirus. Tidak semua orang cocok struktur wajahnya dibikin tirus. Ada yang lebih mempesona dengan pipi chubby. Ya sudah, dioperasi saja sesuai dengan bentuk yang cocok, tidak perlu fomo dengan tren yang ada.


Mau Hidup Tenteram? Coba Praktikkan Stoikisme ala Henry Manampiring

Pola Asuh Berdampak Besar terhadap Mental Health Anak hingga Dewasa


Komentar