![]() |
Dok. Prime Video, Instagram @conclavethefilm |
Sudah
nonton film Conclave? Film yang
dibintangi aktor Inggris senior Ralph Fiennes ini sangat mengundang perhatian dunia karena tema yang diangkat
tidak biasa, yaitu pemilihan Paus alias Holy
Father atau Bapa Suci, yang merupakan pimpinan tertinggi gereja Katolik.
Para kritikus film banyak yang memberi penilaian positif atas film Conclave. Secara komersil film ini juga
berhasil meraih pendapatan yang mengesankan di seluruh dunia.
Film
Conclave bergenre thriller politik dan dirilis tahun 2024.
Skripnya ditulis dengan apik oleh Peter Straughan dan yang didapuk menjadi
sutradara adalah Edward Berger. Film ini merupakan adaptasi dari novel berjudul
sama karya penulis Robert Harris.
Artis-artis
yang membintangi Conclave adalah:
Ralph
Fiennes sebagai Kardinal Lawence
Stanley
Tucci sebagai Kardinal Bellini
John
Lithgow sebagao Kardinal Joseph
Carlos
Diehz sebagai Kardinal Vincent
Isabella
Rosellini sebagai Suster Agnes
Lucian
Msamati sebagai Kardinal Joshua
Sergio
Castellitto sebagai Kadinal Vincent
Kisahnya
pada suatu malam Paus ditemukan meninggal dunia. Diagnosis yang ditegakkan oleh
dokter adalah serangan jantung. Kemudian Kardinal Lawrence menjadi ketua
panitia pelaksanaan conclave, yaitu
rapat antar kardinal seluruh dunia untuk melakukan pemilihan Paus berikutnya.
Ternyata
pemilihan berjalan alot. Pemungutan suara yang dilakukan berkali-kali setiap
hari belum berhasil mendapatkan dua pertiga suara untuk satu orang kandidat.
Padahal itu merupakan syarat utama menjadi Paus.
Selain
itu banyak insiden yang timbul dan membuat Kardinal Lawrence pusing. Yang
pertama adalah terkuaknya skandal antara salah seorang kandidat Paus, yaitu
Kardinal Joshua dengan biarawati alias suster tiga puluh tahun yang lalu.
Perbuatan itu menghasilkan anak di luar nikah. Meskipun kejadian tersebut sudah
lama sekali, tapi menurut peraturan gereja Katolik tidak boleh pastur tersebut
mengikuti pencalonan sebagai Paus. Kardinal Lawrence meminta kardinal yang bersangkutan
mengundurkan diri dari pemilihan.
Selanjutnya
ada kandidat lain yang terbukti melakukan tindakan-tindakan yang dilarang
gereja Katolik. Hal ini ternyata diketahui Paus sebelumnya dan kardinal tersebut
diam-diam dipecat dari jabatannya. Akhirnya kandidat itu dikeluarkan oleh
Kardinal Lawrence dari pemilihan Paus.
Akhirnya
tinggal 4 kandidat yang tersisa, termasuk Kardinal Lawrence. Mereka mempunyai
karakteristik masing-masing. Ada Kardinal Goffred yang berambisi mengembalikan sistem
gereja Katolik menjadi konservatif dan tak mengikuti perkembangan zaman. Lalu
ada Kardinal Bellini, kardinal moderat yang sebenarnya tak berminat menjadi
Paus saking hendak menghambat kemenangan kardinal yang konservatif tadi. Dan yang
terakhir adalah Kardinal Vincent yang tidak populer. Kardinal Lawrence sendiri
tak ada niatan menjadi Paus, saking diam-diam ada yang mendukungnya.
Setelah
melalui proses yang rumit akhirnya terpilihlah pengganti Paus. Nah, satu jam
menjelang penobatan, Kardinal Lawrence baru mengetahui jati diri orang tersebut yang sebenarnya. Berdasarkan
peraturan gereja Katolik, orang itu tak layak menjadi Paus. Tetapi setelah
mendengarkan penjelasan yang bijak dari orang tersebut, Kardinal Lawrence membiarkan
dia ditahbiskan sebagai Paus.
Film
Conclave menguak berbagai isu dan
skandal para pastur di balik keagungan gereja Katolik. Betapa kedudukan Paus
sebagai Bapa Suci begitu dihormati. Betapa orang yang dilantik menjadi pimpinan
tertinggi gereja Katolik haruslah tanpa cela dan bisa diteladani. Namun ketika
ada setitik noda yang mengganggu, ujung-ujungnya hati nuranilah yang berbicara.
Bagaimanapun pastur tetap manusia, tidaklah sempurna. Mereka tetap memiliki
unsur humanisme. Tinggal diri kita memilih, mau menghakimi terus atau menerima dengan
lapang dada apa yang menjadi suratan takdir. Asalkan kelemahan yang dimiliki
calon Paus itu tak merugikan orang lain, ya sudah. Siapa tahu sesuatu yang
semula dianggap sebagai kelemahan itu malah kelak berguna bagi beliau untuk
menjalankan tugas kepausan dengan lebih baik.
Film Emilia Perez Mengupas Sisi Manusiawi Bos Kartel Narkoba
The Peanut Butter Falcon, Film tentang Penyandang Down Syndrome yang Bermimpi menjadi Pegulat
Komentar
Posting Komentar