Dilan 1983: Wo Ai Ni, Kisah Masa Kecil Riang Gembira sebelum Tren Gadget Merajalela


Dok. Falcon Pictures



Dilan 1983: Wo Ai Ni yang dirilis tahun 2024 merupakan prekuel dari film-film Dilan 1990, Dilan 1991, Milea: Suara dari Dilan, dan Ancika: Dia yang Bersamaku 1995. Skenario ditulis oleh Alim Sudio dan Pidi Baiq. Nama yang disebut terakhir ini juga menjadi sutradara bersama Fajar Bustomi.

 

Para pemeran film anak-anak bergenre drama komedi ini antara lain:

Muhammad Adhiyat sebagai Dilan

Malea Emma Tjandrawidjaja sebagai Mei Lien Merry Oei

Ira Wibowo sebagai bunda Dilan

Bucek Depp sebagai ayah Dilan

Cok Simbara sebagai kakek Dilan

 

Dilan sempat tinggal di Timor Timur selama hampir 2 tahun akibat mengikuti ayahnya bertugas di sana. Kemudian mereka sekeluarga balik ke Bandung. Dilan kembali bersekolah di SD-nya yang lama. Dia duduk di kelas 5 dan ngumpul lagi dengan sohib-sohib lamanya.

 

Tapi rupanya ada murid cewe baru yang cantik dan menarik perhatian Dilan. Murid baru itu keturunan Tionghoa dan baru pindah dari Semarang enam bulan sebelumnya. Dia bernama Mei Lien Merry Oei. Dilan terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada Mei Lien. Dia suka gombalin dan gangguin anak cewe itu.

 

Di rumah bunda Dilan bingung kenapa anaknya jadi belajar bahasa Mandarin dan suka segala sesuatu yang berhubungan dengan Tionghoa. Akhirnya tanda tanya di hati wanita itu terkuak saat guru dan teman-teman Dilan bertandang ke rumah. Lho, mau ngapain mereka?

 

Film Dilan 1983: Wo Ai Ni menggambarkan keceriaan anak-anak di masa kecil jauh sebelum tren gadget merajalela. Dilan suka naik sepeda bareng teman-temannya, bersinggungan dengan anak-anak lain terus tawuran, mengunjungi kakek tercinta buat ngobrol ini-itu, dan bepergian naik mobil jalan-jalan bareng keluarga tapi berakhir di warung nasi rames dengan alasan si bunda mau ngirit karena anaknya banyak. Hahaha....

 

Nonton film ini membuat pikiran dan hati rileks karena kisahnya ringan dan menyenangkan, yaitu tentang kehidupan sehari-hari anak kecil pada umumnya di era tahun 1980-an.  Ditambah dengan gaya parenting si bunda yang bijaksana sekali menghadapi ulah anaknya. Dilan ga pernah dimarahi pas beberapa kali pulang dengan muka bonyok akibat berantem. Malah Bunda pura-pura ikutan marah waktu anaknya bilang dia berantem buat membela kehormatan ibunya. Kata Dilan ada anak yang mengejeknya sebagai anak monyet. Berarti dia menghina Bunda, dong! Ibu Dilan mengiyakan, terus bersuara dan bergaya ala monyet beneran. Hahaha....

 

Tingkah Dilan yang jatuh cinta pun menimbulkan kelucuan tersendiri. Bocah itu datang ke rumah Mei Lien dan ngomong Wo Ai Ni sama mama Mei Lien yang menyapa dari balik pagar. Terus gimana reaksi mama Mei Lien? :D

 

Film ini bisa ditonton segala umur. Meskipun ada adegan tawuran dan jatuh cinta, tapi tetap disesuaikan dengan gaya anak kecil di tahun 1980-an.  Bagi orang tua yang mau bernostalgia tentang masa kecilnya juga direkomendasikan menonton Dilan 1983: Wo Ai Ni.

 

Cuma yah,  itu saja yang bisa dinikmati dalam film ini. Tak ada konflik utama yang menjadi inti film. Dilan 1983: Wo Ai Ini murni mengupas keseharian Dilan waktu kelas 5 SD. Persahabatan, cinta pertama, perkelahian, kedekatan dengan keluarga,  dan gaya parenting orang tua Dilan yang bijaksana. Itu aja. Bagi yang belum menyaksikan di bioskop, film ini sudah bisa disaksikan di Netflix. Selamat menonton. :D  


Film I Want to Know Your Parents Menyoroti Ketidakbijaksanaan Orang Tua Pelaku Bullying di Sekolah

Pola Asuh Berdampak Besar terhadap Mental Health Anak hingga Dewasa









Komentar