Film Korea I Want to Know Your Parents Menyoroti Ketidakbijaksanaan Orang Tua Siswa Pelaku Bullying di Sekolah
![]() |
Dok. IMDb |
I Want to Know Your Parents merupakan
salah satu film Korea Selatan yang dengan apik mengisahkan kasus bullying di sekolah. Film ini dirilis
tahun 2022 dan digarap oleh sutradara Kim Ji-hoon. Penulis skenarionya Gim
Gyung-mi. I Want to Know Your Parents dibuat
berdasarkan drama teater Jepang Oya no
Kao ga Mitai karya Seigo Hatasawa.
Artis-artis
yang membintangi film ini antara lain:
Sol
Kyung-gu sebagai pengacara
Oh
Dal-su sebagai dokter
Ko
Chang-seok sebagai guru
Kim
Hong-fa sebagai pensiunan jenderal
Chun
Woo-he sebagai wali kelas
Sung
Yoo Bin sebagai Han-gyeol
Roh
Jeong-eui sebagai Ji-ho
Yoo
Jae-sang sebagai Gun-woo
Moon
So-ri sebagai ibu Gun-woo
Gun-woo
adalah murid remaja pria kelas 8 sekolah asrama mahal yang terletak di perbukitan.
Dia berhasil masuk sekolah tersebut karena beasiswa. Ibunya seorang janda yang
bekerja sebagai buruh pabrik. Gun-woo ditemukan dalam kondisi terluka parah
akibat jatuh dari tebing dekat sekolah. Dia dirawat di rumah sakit dan
mengalami koma.
Rupanya
sebelum kejadian itu Gun-woo sempat menulis surat pada wali kelasnya. Remaja
itu mengungkapkan ada 4 orang siswa yang bertanggung jawab atas tindakan bunuh
dirinya. Si wali kelas melapor pada kepala sekolah.
Selanjutnya
wali keempat siswa tersebut dipanggil ke
sekolah. Mereka adalah orang-orang dengan pekerjaan yang mentereng. Ada
yang pengacara, dokter, purnawirawan jenderal, dan guru. Mereka semua tak
percaya sang buah hati merupakan pelaku bullying
terhadap Gun-woo.
Para
wali murid itu melakukan segala cara demi melindungi anak-anak dan cucu mereka.
Misalnya mencari bukti di kamar Gun-woo, mengancam kepala sekolah, memindahkan
Gun-woo ke rumah sakit yang lebih bagus, dan sebagainya. Si pengacara berhasil
menemukan ponsel Gun-woo dan menyaksikan video bukti bullying terhadap remaja itu. Ternyata pelakunya benar 3 siswa yang
disebutkan Gun-woo dalam surat, sedangkan satu siswa lainnya tak kelihatan. Dia
adalah Han-gyeol, anak si pengacara. Rupanya pemuda itulah yang merekam
perbuatan biadab terhadap Gun-woo.
Dalam
video itu terlihat Gun-woo berdiri tanpa busana dan mendapat kekerasan fisik
dari 3 temannya. Selain bukti video itu, para wali murid menemukan saksi mata
yang pernah memergoki langsung Gun-woo di dalam kamar asrama dijerat lehernya
bagai anjing dan disuruh makan snack yang
dibuang di lantai. Saksi mata itu siswi bernama Ji-ho.
Tak
lama kemudian Gun-woo meninggal dunia. Para wali murid tenang karena kasus
ditutup pihak yang berwajib yang beranggapan Gun-woo memang bunuh diri. Tapi si
wali kelas kemudian memviralkan video testimoni bahwa dia telah menerima surat
pernyataan dari Gun-woo tentang 4 nama siswa pelaku bullying dan surat itu telah disita kepala sekolah. Wali kelas meminta
agar pihak yang berwajib mengusut tuntas kasus ini.
Dunia
pendidikan heboh. Kasus kematian Gun-woo dibuka kembali dan kali ini ditangani
oleh kepolisian yang berbeda. Para wali murid panik. Akhirnya 3 wali murid
bersatu dan memfitnah Han-gyeol sebagai pelaku bullying yang sebenarnya. Ji-ho bahkan disuap agar berada di pihak
mereka. Ayah Han-gyeol, si pengacara, melakukan segala cara untuk menyelamatkan
putranya.
Film
I Want to Know Your Parents ini selain
memotret kesenjangan sosial dan kasus bullying
di sekolah, juga menyuarakan sindiran terhadap pola asuh yang tidak
bijaksana. Anak-anak yang suka melakukan perundungan digambarkan mempunyai
orang tua yang gemar menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Dalam film
ini bahkan tidak ditampilkan orang tua menegur apalagi memarahi anak ataupun
cucunya yang menjadi pelaku perundungan. Sebaliknya mereka justru mencari
kambing hitam dan mengajari pelaku berbohong demi menjaga nama baik.
Haiiizzz....
Sebagaimana film-film Korea Selatan yang bergenre kriminal dan misteri lainnya, akhir cerita I Want to Know Your Parents mengandung plot-twist yang menyesakkan hati. Betapa menjadi orang tua itu tidak mudah. Anak baru gede dikit terus dimasukkan sekolah asrama mentereng bukan berarti masa depannya akan terjamin. Institusi pendidikan sebagus apapun tetap mempunyai keterbatasan dalam mendidik anak. Orang tualah institusi pertama yang berkewajiban menanamkan nilai-nilai moral pada anak sedini mungkin secara konsisten.
Komentar
Posting Komentar