The Journey: A Voyage, Drama Kolosal Fenomenal tentang Suka Duka Imigran Cina Merintis Kehidupan Di Singapura
![]() |
Dok. Mediacorp |
Pada tahun 2013 hingga 2015 Mediacorp, grup media terbesar di Singapura, merilis drama kolosal fenomenal berjudul The Journey. Drama trilogi ini dibuat dalam rangka perayaan pembangunan bangsa Singapura. Kali ini saya akan mengulas bagian pertama, yaitu A Voyage, yang terdiri dari 31 episode.
Tayangan ini diunggah di Youtube komplit 31 episode, namun diperuntukkan bagi usia 17 tahun keatas karena mengandung adegan dewasa dan kekerasan berdarah. Bagi yang tidak memahami bahasa Mandarin, tenang saja karena ada subtitle bahasa Inggris dan Indonesia.
The Journey: A Voyage dibintangi artis-artis papan atas Singapura. Daftar pemeran drama kolosal ini adalah sebagai berikut:
Li Nan Xing sebagai Zhang Tian Peng
Elvin Ng sebagai Zhang Dong En
Desmond Tan sebagai Hong Shi
Jeanette Aw sebagai Ya Zi
Joanne Peh sebagai Zhang Hui Niang
Chris Tong sebagai Ming Zhu
Pierre Png sebagai Hei Long
Allen Chen sebagai Zhang Tian Ying
Zaman dahulu ketika negeri Cina sangat miskin, banyak rakyatnya yang pergi merantau naik kapal ke daerah Selatan yang mereka sebut Nanyang. Wilayah ini meliputi Singapura dan Malaysia.
Zhang Tian Peng dan Zhang Tian Ying adalah dua kakak beradik yatim piatu miskin yang turut merantau ke Nanyang. Mereka naik kapal menuju Singapura yang saat itu disebut Xin Zhou alias Benua Baru. Dalam perjalanan Zhang Tian Ying jatuh sakit. Dia demam tinggi dan kerap tak sadarkan diri. Kakaknya panik sekali.
Zhang Tian Peng kemudian berkenalan dengan pasangan suami istri baru, yaitu Hong Shi dan Ya Zi. Hong Shi sebelumnya pernah tinggal di Nanyang selama 3 tahun dan dia pernah melihat orang sakit dengan gejala seperti Zhang Tian Ying. Menurut Hong Shi, adik Zhang Tian Peng itu terkena penyakit tipes.
Di kapal itu ada orang kaya Singapura yang membawa obat tipes. Zhang Tian Peng menemuinya. Ternyata orang kaya itu adalah suami dari Ming Zhu, perempuan Cina yang pernah diselamatkan Zhang Tian Peng.
Suami Ming Zhu tak menyukai Zhang Tian Peng. Dia memberikan obat tipes yang ternyata palsu. Untunglah Ming Zhu mengetahuinya dan menukar dengan yang asli. Zhang Tian Ying pun sembuh. Suami Ming Zhu marah sekali dikhianati istrinya. Dipukulinya wanita yang baru dinikahinya itu.
Sesampainya di Singapura, Zhang Tian Peng dan Zhang Tian Ying berpisah dengan Hong Shi dan Ya Zi. Zhang Tian Peng mengajak adiknya berjualan minyak herbal di pinggir jalan, sedangkan Hong Shi mengajak istrinya pergi ke Ipoh, Malaysia, untuk bekerja di pertambangan timah. Sebelumnya Hong Shi pernah bekerja di sana selama tiga tahun, lalu dia kembali ke Cina untuk menikahi Ya Zi.
Ketika berjualan minyak herbal Zhang Tian Peng diganggu para berandal yang mengaku-aku sebagai pemilik wilayah tersebut. Ternyata di sepanjang jalanan Singapura sudah terkotak-kotak secara tak resmi bahwa itu adalah wilayah dagang suku A, B, C, dan seterusnya.
Zhang Tian Peng yang merasa kesulitan mencari nafkah di Singapura bermaksud merantau ke daerah lain. Kebetulan waktu itu adiknya sudah mendapat pekerjaan di toko obat. Zhang Tian Ying adalah seorang kutu buku, berbeda dengan kakaknya yang gagah dan pekerja keras.
Zhang Tian Ying berkata di toko obat Cina itu dia tidak akan mendapat gaji selama 1 tahun, tapi diberi fasilitas tempat tinggal dan kebutuhan hidup sehari-hari. Pemuda itu mendapat pekerjaan itu dari gadis baik hati bernama Zhang Hui Niang yang tak sengaja bertemu di jalan dan menolongnya.
Zhang Tian Peng menasihati adiknya agar bekerja dengan rajin. Bangun paling pagi dan tidur paling malam. Jangan pernah lupa balas budi pada orang yang berbuat baik padanya. Jangan pernah mengecewakan orang yang memberinya pekerjaan. Selesai bekerja di sore atau malam hari, sebaiknya belajar bahasa Inggris karena penting digunakan di masa depan.
Wah, pesan Zhang Tiang Peng buat adiknya ini sangat membekas dalam hati saya. Inilah rupanya rahasia orang Cina perantauan kenapa akhirnya maju pesat padahal bermula dari kehidupan yang sangat miskin.
Kakak beradik itu berpisah. Zhang Tian Ying pergi ke tempat kerjanya, sedangkan kakaknya menuju ke stasiun kereta api. Ternyata Zhang Tian Peng dibuntuti orang suruhan suami Ming Zhu. Tapi kemudian orang itu mati tertabrak kereta api.
Di stasiun Zhang Tian Peng bersua kembali dengan Hong Shi dan Ya Zi. Karena tak punya tujuan, akhirnya Zhang Tian Peng ikut pasangan suami istri itu pergi ke Ipoh untuk bekerja di pertambangan timah.
Di sana kehidupan ternyata keras sekali. Banyak buruh membawa keluarganya tinggal di sana bertahun-tahun tapi taraf hidup mereka tak juga meningkat. Apa penyebabnya?
Rupanya bisnis tambang di Ipoh itu kotor. Demi mempertahankan buruh dengan gaji murah, pemilik tambang membangun tempat prostitusi, perjudian, dan opium (narkoba). Karena tak ada hiburan, pekerja tambang sering mencari kesenangan di sana. Akibatnya uang mereka sering habis, bahkan yang gemar berjudi dan memakai opium sampai berhutang banyak yang harus dilunasi dengan tenaga mereka bekerja keras di tambang.
Jahat ya, praktik ini? Tapi para buruh ini tak sanggup berbuat apa-apa karena Hei Long, kepala tambang, adalah begundal tak punya hati dan suka menghukum buruh yang tak patuh. Para buruh terpaksa menurut karena mereka malu pulang balik ke Cina dalam kondisi masih melarat.
Zhang Tian Peng sendiri tak menyukai pekerjaan ini, tapi terpaksa dilakukannya karena tak ada jalan lain. Dia berseteru dengan Hei Long. Akhirnya Hong Shi juga bersitegang dengan kepala tambang itu, apalagi waktu dia menyadari Hei Long menyukai Ya Zi. Ujung-ujungnya juga ketahuan tambang itu adalah milik keluarga suami Ming Zhu.
Drama tentang kehidupan perantauan Cina masa lalu ini digarap dengan baik sekali. Mulai dari betapa kerasnya upaya perantau Cina mencari nafkah, menghadapi ketidakadilan dari pemberi nafkah, hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk mengubah nasib mereka dan kaya raya. Semuanya itu diperoleh dengan doa, kejujuran, kerja keras, dan keberanian.
Selain itu drama The Journey: A Voyage ini juga mengulas kehidupan orang kaya keturunan Cina di Ipoh. Bagaimana cara leluhur mereka mendapat kekayaan secara licik hingga akhirnya anak cucunya berupaya menebus kejahatan itu dengan berbuat baik pada rakyat kecil.
Ya, segala sesuatu di dunia ini memang tidak bisa dilihat secara hitam putih. Orang kaya belum tentu jahat terus sampai anak cucunya, demikian pula orang miskin belum tentu baik terus sampai keturunannya. Karena pada dasarnya menjadi orang baik itu adalah pilihan.
Bagi yang tertarik menonton drama kolosal The Journey: A Voyage ini silakan menonton secara komplit di Youtube. Semoga informasi ini bermanfaat. :D
Komentar
Posting Komentar